Rabu, 07 Juli 2010

S E M A R


S E M A R



Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya
Bebodro = Membangun sarana dari dasar
Noyo = Nayoko = Utusan mangrasul
Artinya : Mengembani sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah untuk kesejahteraan manusia.
Semar memiliki senjata atau jimat yaitu bernama MANIK ASTAGINA atau yang berarti 8 (asta) hal :

1. Tidak pernah lapar.
2. Tidak pernah merasa ngantuk.
3. Tidak pernah jatuh cinta.
4. Tidak pernah bersedih.
5. Tidak pernah merasa capek.
6. Tidak pernah menderita sakit.
7. Tidak pernah kepanasan.
8. Tidak pernah kedinginan.

Kedelapan hal ini diikat di ubun-ubun, artinya dijunjung tinggi. Jadi untuk mendekatkan diri dia sudah berhasil menghilangkan “AKU atau EGOISME-nya”.

Filosofi, Biologis Semar
Javanologi : Semar = Haseming samar-samar (Fenomena harafiah makna kehidupan Sang Penuntun).
Semar tidak lelaki juga bukan perempuan, tangan kanannya ke atas dan tangan kirinya ke belakang.
Maknanya : “Sebagai pribadi, tokoh semar hendak mengatakan simbul Sang Maha Tunggal”. Sedang tangan kirinya bermakna “Berserah total dan mutlak serta sekaligus simbul keilmuan yang netral namun simpatik”.

Domisili Semar adalah sebagai lurah Karangdempel / (karang = gersang dan dempel = keteguhan jiwa). Rambut semar “kuncung” (jarwosodo / pribahasa Jawa kuno) maknanya hendak mengatakan : akuning sang kuncung = sebagai kepribadian sang pelayan.
Semar sebagai pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan sabda Ilahi.

Semar berjalan menghadap ke atas maknanya : “Dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang ke atas (Sang Khaliq) Yang Maha Pengasih serta Penyayang umat”.
Kain Semar Parangkusumorojo : perwujudan Dewonggowantah (untuk menuntun manusia) agar mewayuhayuning bawono : mengadakan keadilan dan kebenaran di bumi.

Kebudayaan Jawa telah melahirkan religi dan wujud kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yaitu adanya wujud tokoh wayang Semar, jauh sebelum masuknya kebudayaan HINDU, BUDHA dan ISLAM di tanah Jawa.
Tokoh wayang Semar ternyata dipandang bukan sebagai fakta histories, tetapi lebih bersifat mitologi dan symbolis tentang Ke-Esa-an, yaitu : Suatu lanbang dari pengejawantahan expresi, persepsi dan pengertian tentang Ilahi yang menunjukkan pada konsepsi. Pengertian ini tidak lain hanyalah suatu bukti yang kuat bahwa orang Jawa sejak jaman Prasejarah adalah Religius dan berke-Tuhan-an Yang Maha Esa.

Dari tokoh Semar wayang ini akan dapat dikupas, dimengerti dan dihayati sampai dimana wujud religi yang telah dilahirkan oleh kebudayaan Jawa.
Gambar Wayang Semar kiranya merupakan simbol pengertian atau konsepsi dari aspek sifat Ilahi, yang kalau dibaca berbunyi :

Yang wayang itu hanyalah kulit
Yang kulit itu bukan Hakikat
Samasekali bukan
Ia hanyalah lambang dan sifat-sifat
Nama-nama dan aspeknya
Yang dalam lambang itu Maya
Dalam Maya itu Ia
Ia adalah Yang Maha Wisesa, Wenang Wening
Ia tak tampak tapi ada
Ada ini sebagai ada yang pertama
Dan tidak pernah tidak ada
Adanya adalah Tunggal
Adanya adalah Mutlak
Ia satu-satunya kenyataan
Ada adalah tak tampak mata
Gaib, misterius, samar
Karena yang ada Mutlak itu Tunggal
Yang Tunggal adalah kebenaran
Kebenaran mutlak karena tak ada kebenaran yang mendua
Tan Hana Dharma Mngrwa
Jadi Sang Hyang Tunggal adalah Kebenaran
Sang Hyang Tunggal adalah Samarnya SEMAR
Samar adalah aspek sifat dan nama
Samar ada pada SEMAR



Semar (pralambang ngelmu gaib) – kasampurnaning pati.
Boja sira arsa mardi kamardikan, ajwa samara samingkiring dur-kamurkan Mardika yang artinya : “Kemerdekaan jiwa dan sukma”, maksudnya adalah : dalam keadaan tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian, agar dalam menuju kematian sempurna tak ternoda oleh dosa. Manusia Jawa yang sejati dalam membersihkan jiwa (ora kebanda ing kadonyan, ora samar marang bisane sirna durka murkamu) yang artinya : “Dalam menguji budi pekerti secara sungguh-sungguh akan dapat mengendalikan dan mengarahkan hawa nafsu menjadi suatu kekuatan menuju kesempurnaan hidup”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar